Pilkada dan Dinamika Politik

Bila dihayati dengan perasaan, politik memang kadangkala kejam. Namun, dalam politik semua normal saja. Sebab, dalam politik memang tak lawan dan kawan yang abadi. Hanya kepentingan yang langgeng.
Jika dihayati, apa yang dialami Andre Rosiade yang ditinggal PKS dalam pilkada, mungkin itulah bukti politik itu kejam. Dia dijanjikan akan diusung, namun pada menit-menit terakhir, dia malah terlempar.
Padahal, jika berpijak pada pengakuan Andre, dia dilarang menemui partai politik lain, karena sudah pasti akan diusung. Tapi, dalam politik segalanya bisa terjadi. Dia malah ditinggalkan di tengah jalan.
Kalau menurut teori, tentu wajar-wajar saja Andre ditinggalkan partai politik. Sebab, dalam politik, ukuran sesuatu sangat subjektif. Pantas atau tidak kandidat diusung, ukurannya terkadang juga kurang jelas, kecuali kepentingan.
Politik adalah politik. Dua tersebut memiliki romantika tersendiri. Jika tak kuat untuk menerima semua konsekuensi dari politik, maka jangan berpolitik. Bermain dalam politik, harus siap menang, siap kalah, siap menderita dan siap segala-galanya. Terkadang, dalam politik perasaan dan teori tak bisa dicampuradukkan.
Terlepas dari persoalan itu, yang jelas, dalam pilkada Padang, masyarakat yang berkuasa. Nasib seseorang nanti akan ditentukan di bilik suara. Bisa jadi, suara partai politik yang berbanding lurus dengan keinginan partai. Tanggal main dan waktu yang akan membuktikan semuanya.
Yang jelas, di pilkada Padang, sudah semakin jelas siapa yang akan bisa bertarung. Dukungan partai politik semakin mengerucut. Pada pelaksanaan pilkada nanti, masyarakat dipersilahkan untuk memilih sesuai dengan nurasi masing-masing. Dengan banyaknya kandidat, maka semakin banyak pula alternatif.
Masyarakat sekarang memerlukan pemimpin rakyat. Pemimpin yang mau tahu dengan keadaan masyarakat. Bukan pemimin yang berada di belakang meja.
Masyarakat membutuhkan pengayom dan pelindung. Bukan pejabat yang minta dilayani. Sebab, terkadang selama ini masyarakat tak merasa punya pemerintahan. Segala urusan harus diatasi sendiri dan terkadang masyarakat tak tahu harus mengadu ke mana. (*)
sumber : Harian Singgalang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *